Mempersiapkan Diri Sebelum Memasuki Dunia Kerja
Seiring
dengan terus berkembangnya zaman, dunia kerja dan karir juga terus
menerus mengalami perkembangan dan perubahan. Salah satu hal yang paling
menonjol yang membedakan dunia kerja pada masa dahulu dan sekarang
adalah akses. Dahulu, mencari lowongan pekerjaan sangatlah susah.
Seseorang harus berjalan memasuki gedung demi gedung perusahaan dan
memberikan map berisi resume serta surat lamaran mereka dan berharap
mereka akan mendapatkan panggilan kerja baik via pos maupun telepon.
Pada saat ini, hal seperti itu hampir tidak pernah terjadi lagi. Para job seeker dapat mencari tahu mengenai lowongan kerja via internet, dan bahkan dapat mengirimkan lamaran online.
Dahulu,
status pemberi kerja terkesan lebih tinggi dibanding pencari kerja.
Namun untuk saat ini, posisi tersebut dapat dikatakan tidak berlaku
lagi. Pemberi kerja dan pencari kerja berada pada posisi yang sama, dan
saling membutuhkan. Secara ideal, keduanya memiliki senjata yang
digunakan untuk mempertemukan kebutuhan satu sama lain. Dari pihak
pencari kerja misalnya, senjata yang dibutuhkan dan perlu untuk dimiliki
adalah pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja yang dapat menarik
perhatian perusahaan untuk mempekerjakannya. Sebaliknya dari pihak
pemberi kerja, memiliki deskripsi dan spesifikasi jabatan yang jelas dan
dapat menarik perhatian para job seeker yang berkompetensi untuk memasukkan lamaran.
Ada
dua alasan utama yang menyebabkan sebuah perusahaan secara rutin terus
mencari pegawai. Yang pertama adalah untuk mengisi kekosongan jabatan,
misalnya ada pegawai yang akan segera pensiun. Maka perusahaan akan
mencari seseorang yang akan menggantikannya sebelum yang bersangkutan
berakhir masa kerjanya. Alasan yang kedua adalah untuk pengembangan
perusahaan. Kedua hal ini yang kemudian akan membantu membentuk manpower planning dari perusahaan tersebut. Dari planning itulah
kemudian ditentukan SDM dengan kompetensi seperti apa yang dibutuhkan
oleh perusahaan, baru kemudian dibuka rekruitmen untuk mengisi
kompetensi yang dibutuhkan tersebut.
Hal
yang penting untuk diketahui pula oleh calon pelamar kerja adalah,
kompetensi apa yang mereka miliki. Sehingga dalam melamar sebuah
pekerjaan tidak hanya sekedar untuk melepaskan diri dari predikat
“pengangguran”, namun juga dapat dengan baik memenuhi kompetensi yang
dibutuhkan. Pengertian kompetensi itu sendiri adalah sebuah atau satu
set pengetahuan dasar, keahlian, atau attitude dalam sebuah area subjek
yang spesifik.
Dalam
dunia kerja, ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh para
pencari kerja. Seiring berjalannya waktu, tantangan-tantangan ini pun
terus mengalami perubahan. Ada perbandingan-perbandingan yang cukup
jelas antara tantangan dunia kerja dahulu dan sekarang. Antara lain,
dulu yang menjadi fokus adalah perusahaan mampu memenuhi tuntutan pasar,
sementara sekarang perusahaan harus mampu mempengaruhi tren pasar.
Dahulu perusahaan berusaha untuk mencapai standar kualitas produk,
sementara sekarang perusahaan harus bisa melakukan inovasi. Dahulu,
operasi dilakukan secara manual, yaitu dengan SDM. Sekarang, operasi
dilakukan secara otomatis yaitu dengan teknologi. Dahulu, perusahaan
secara sederhana hanya mencari pekerja atau worker. Sekarang, yang dicari adalah knowledge worker, yaitu
pekerja yang berpengetahuan. Dahulu, perusahaan memiliki kecenderungan
homogenitas, sementara sekarang lebih heterogen. Perusahaan dahulu
memiliki banyak pegawai, atau dapat pula disebut multi people. Sekarang, pegawai yang dimiliki tidak banyak namun dapat melakukan multi tugas, atau disebut pula multitasking person. Dahulu,
etika tidak terlalu diperhatikan, namun sekarang etika telah menjadi
bagian dari hukum. Hubungan antara atasan dan bawahan dahulu lebih
formal, sangat memperhatikan hierarkis serta senioritas. Saat ini, lebih
cenderung informal, mereka yang berada di atas, atau yang maju bukan
berdasarkan lamanya seseorang bekerja di sebuah perusahaan, ataupun
usianya yang lebih tua, namun lebih kepada kompetensinya. Semua pekerja
sejajar dan yang membedakan adalah kompetensi.
Dahulu,
perusahaan tidak begitu mempedulikan lingkungan, bahkan cenderung
melakukan eksploitasi. Namun pada masa sekarang perusahaan lebih
memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh produk mereka dan berusaha
untuk lebih ramah terhadap lingkungan. Dahulu, fokus perusahaan lebih
kepada lokal yang kemudian merambah ke nasional. Saat ini, fokus
tersebut menjadi lebih melebar, dari regional hingga ke global.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan di dunia kerja pada masa sekarang, maka seorang job seeker perlu untuk mempersiapkan diri. Persiapan-persiapan ini guna meningkatkan kompetensi seorang job seeker, agar dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang lebih berkualitas. Hal-hal tersebut antara lain kemampuan leadership dan entrepreneurship, kemampuan
berinovasi, melek teknologi, kemauan untuk terus menerus belajar,
memiliki kemampuan untuk sensitif terhadap kebudayaan yang berbeda,
memiliki pola pikir luas dan memiliki lebih dari satu keahlian, memiliki
motivasi dan komitmen yang tinggi, serta global minded dan kemampuan bahasa asing yang baik.
Sebuah
perusahaan akan lebih menyukai untuk merekrut seseorang yang biasa
saja, dalam artian bukan seorang jenius, daripada harus merekrut
seseorang yang sudah terlalu pintar. Alasannya karena seseorang
yang biasa saja tapi memiliki kemampuan untuk terus belajar akan lebih
baik bagi perusahaan daripada seseorang yang sudah terlalu pintar dan
merasa telah memiliki cukup ilmu untuk melakukan berbagai hal.
Seorang job seeker juga
perlu untuk mengetahui skema umum jenjang karir yang kemungkinan akan
ia hadapi pada saat melamar sebuah pekerjaan. Yang paling pertama
dihadapi pastinya adalah rekruitmen. Dalam rekruitmen yang diperhatikan
adalah quality of worklife, CV atau resume, serta seleksi. Dalam
rekruitmen yang biasa akan diperbincangkan adalah remunerasi,
karakteristik jabatan, dan jenjang karir. Selain itu calon pegawai yang
melamar juga akan dihadapi dengan tes-tes seperti tes potensi akademik,
tes psikologi, serta tes-tes lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau
tugas-tugas yang akan dilakukan oleh posisi yang dilamar oleh sang job seeker.
Setelah
seseorang melewati tahap rekruitmen, dan kemudian terpilih untuk masuk
ke dalam sebuah perusahaan, maka tahap yang selanjutnya harus dijalani
adalah orientasi. Tahap ini tujuannya adalah untuk memahami core business dari perusahaan, mengenal lebih dalam struktur organisasi yang ada di dalam perusahaan, dan memahami budayanya.
Setelah
menyelesaikan orientasi, maka seseorang akan benar-benar memulai
karirnya sebagai karyawan di perusahaan tempat ia diterima. Salah satu
tahap penting yang akan dilalui pula oleh karyawan tersebut adalah
rotasi. Yang dimaksud dengan rotasi di sini adalah perpindahan yang akan
dialami oleh sang karyawan. Baik ke divisi, maupun ke kantor yang
menjadi cabang dari perusahaan tempat ia bekerja. Tujuannya adalah untuk
belajar, beradaptasi, serta meningkatkan keterampilan komunikasi si
karyawan tersebut.
Tahap
selanjutnya yang secara umum akan dilewati dalam meniti karir di sebuah
perusahaan adalah training. Perusahaan biasanya memberikan training
atau pelatihan untuk karyawan-karyawannya sebagai usaha pengembangan
diri, transfer ilmu atau teknik baru, pemecahan masalah, serta
memberikan motivasi.
Ketika
seseorang sudah cukup lama bekerja di sebuah perusahaan, dan
menunjukkan performa yang baik, maka tahap selanjutnya yang akan dilalui
adalah promosi. Promosi di sini berarti kenaikan pangkat atau jabatan
sesuai dengan kompetensi dan prestasi yang dicapai oleh sang karyawan.
Promosi akan membawa karyawan pada posisi dan karir yang lebih baik,
namun sekaligus pula memiliki resiko serta tanggung jawab yang lebih
besar.
Jika
seseorang terus menerus mendapatkan promosi karena prestasi serta
performanya yang baik, maka ia akan sampai pada tahap manajerial. Pada
tahap ini, seseorang sudah bukan lagi dianggap sebagai karyawan dari
perusahaan tersebut, melainkan telah dikategorikan dalam level
kepemimpinan. Dalam tahap ini, seseorang diharapkan memiliki kemampuan
dalam hal kepemimpinan seperti inovasi dan public speaking. Sebab
perannya yang semakin besar antara lain seperti pengambilan keputusan
serta pemecahan masalah yang akan memberikan pengaruh pada kemajuan
perusahaan.
Sebelum
bersungguh-sungguh memasuki dunia kerja dan memantapkan karir bersama
perusahaan atau instansi tertentu, satu hal yang sangat penting untuk
dipersiapkan adalah CV atau resume. Dari sini calon perusahaan atau
instansi tempat kita bekerja akan mengetahui mengenai siapa kita dalam
masa yang singkat. Resume dapat pula dikatakan sebagai salah satu seni
bercerita. Untuk dapat maju ke langkah selanjutnya dalam sebuah seleksi
kerja, maka baik atau tidaknya sebuah resume sangat menentukan. Sebuah
resume haruslah menunjukkan visi pribadi dari si empunya, dan
menjelaskan mengenai pengalaman kerja ataupun organisasi serta job description dari
pengalaman-pengalaman tersebut. Yang tak kalah penting juga adalah
menitikberatkan pada pencapaian positif yang telah kita capai, serta
menyoroti keterampilan yang ingin kita tonjolkan, dan lebih baik lagi
disertai dengan bukti.
Tips memasuki dunia kerja
Saat ini persaingan mendapatkan
pekerjaan semakin ketat karena terbatasnya peluang. Dibutuhkan
kecermatan menentukan pilihan yang sesuai minat dan kemampuan kita.
Selain itu butuh kesiapan dalam arti strategi untuk mendapatkan
pekerjaan tersebut. dan yang tak kalah penting adalah bagaimana
menghadapi tantangan dunia kerja yang akan anda masuki.
Perbanyaklah pengalaman di luar akademik
selama masa perkuliahan, ntah dengan organisasi, pengalaman freelance,
atau jadi asisten dosen, atau kerja kontrak di sebuah tempat
usaha/startup/perusahaan
Kekeliruan yg terjadi saat ini adalah :
blm adanya panduan buat fresh graduate soal standard gaji, soal disiplin
ilmu yg ada di dunia kerja. Maka inisiatiflah bergaul dengan mereka
yang sudah bekerja dan sudah cukup pengalaman. Tanyakan apa yang blm
diketahui, dan coba pahami dan terapkan perlahan
Jangan abaikan akademik, kenali standard
IPK yang diterima dalam setiap perusahaan (biasanya min.2,7 utk univ.
negeri atau 3,3 untuk univ.swasta), sesungguhnya itu penting, buat
mereka menaikkan rate gaji dan meyakinkan perusahaan. (Walau sebenarnya
bisa kamu yakinkan dengan komunikasi yang meyakinkan+baik di dalam
wawancara kerja)
Ubah paradigman temen-temen kalo” kita
kuliah itu biar bisa kerja”, salah! kuliah itu mencari ilmu, menata
ilmu-ilmu kita supaya terarah pada bidangnya, supaya pola pikir kita
juga meningkat daripada anak sekolahan, dan tentunya membentuk karakter
problem solver.
Buat CV yang menarik ringkas, tidak
bertele-tele. Cakupannya harus ada berikut : personal information,
expertise, experience, education dan languages. Dan harus diurut Bila
kita sudah punya pengalaman, coba urutan experiencenya di awal setelah
personal information, dan jangan lupa dibubuhi foto, no.hp dan email
Dalam wawancara kerja, berusahalah untuk
tidak tegang, santai saja, berbicaralah dengan percaya diri (asal
jangan over PEDE) tapi tetap dalam etika, jadi temen-temen harus ada
etikanya, mulai dari masuk ruangan dgn ucapkan salam, jabat tangan erat
(menandakan anda punya komitmen kuat), duduk yang rapi, berbicara dengan
sopan, dan menatap lawan bicara, sampai dengan penutup (terima kasih)
dan salam sambil jabat tangan erat lagi, serta keluar dengan tertib.
Sebaiknya kenali kemampuanmu dan
tingkatkan terus, pantasnya dihargai berapa? jangan sampe kemurahan.
Fenomenanya saat ini adalah, kebanyakan lulusan S1 itu gajinya setara
D3, bahkan ada yg lulusan S2 pas di dunia kerja malah setara S1, bahkan
leadernya S1, anak buahnya S2 (ada seperti itu, epic fail dah!) Ada
seorang dosen bercerita ke dalam kelas yg saya ikuti : “jadi saya pernah
bertemu seseorang yg sdh bekerja, kemudian menyambung S2…”
“…mas, anda sudah bekerja, ambil S2 kan ndag ngaruh buat ningkatin jabatan, masih bertahap juga kan?”
“betul, pak”
“lantas, apa manfaat yang anda rasakan setelah S2 ini?”
“dapet ilmu, pak”
“ya kalo itu c jelas, mas..maksudnya apa yg membedakan anda dengan lulusan-lulusan S1?”
*hening..*
“sebenernya yg berubah itu pola pikirnya, jadi harus meningkat lagi kemampuan problem solvernya, mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan, mencari solusi yang tepat, dan mengambil keputusan”
“…mas, anda sudah bekerja, ambil S2 kan ndag ngaruh buat ningkatin jabatan, masih bertahap juga kan?”
“betul, pak”
“lantas, apa manfaat yang anda rasakan setelah S2 ini?”
“dapet ilmu, pak”
“ya kalo itu c jelas, mas..maksudnya apa yg membedakan anda dengan lulusan-lulusan S1?”
*hening..*
“sebenernya yg berubah itu pola pikirnya, jadi harus meningkat lagi kemampuan problem solvernya, mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan, mencari solusi yang tepat, dan mengambil keputusan”
Ketika temen-temen sudah mengenali
kemampuan, dalam negosiasi harga, tentunya semakin mudah. “Pantas gak ya
aku dibayar segini dengan kemampuan segitu?” Dan punya keberanian! Kalo
ada calon atasan anda menawarkan harga rendah, jangan langsung terima!
namanya juga nego, ya artinya seperti layaknya penjual dan pembeli, dan
di situ kamulah sebagai penjualnya! Mau rugi?? gak kan!Nego gaji itu
pertimbangannya ada banyak :
1. Hasil test tertulis dari perusahaan,
2. Pengalaman kerja slama ini,
3. Nilai akademik dan organisasi yang pernah diikuti, (optional)
4. Hasil test Wawancara.Biasanya pihak perusahaan berkomentar : “mas XYZ sudah test, kami lihat kemampuannya standard ya, gak terlalu bagus” Jangan pasrah! tunjukkan kamu bisa lebih dari itu, kemukakan alasanmu, misal : “Terima kasih, Pak, atas penilaiannya. Saya memiliki skill di bidang ini dan ini, untuk hal yang bapak ujikan, jujur, saya belum mencobanya, jadi saya berusaha sebisa mungkin menjawab dengan apa yang pernah saya pelajari. Saya orangnya mudah penasaran, pak, dengan kasus yg belum selesai, saya biasanya terus berusaha belajar sampai ketemu solusinya, saya quick learner, blablabla” *intinya meyakinkan si pembeli, banyak cara kok! tapi ya jangan lebay dan omdo! buktikan!
1. Hasil test tertulis dari perusahaan,
2. Pengalaman kerja slama ini,
3. Nilai akademik dan organisasi yang pernah diikuti, (optional)
4. Hasil test Wawancara.Biasanya pihak perusahaan berkomentar : “mas XYZ sudah test, kami lihat kemampuannya standard ya, gak terlalu bagus” Jangan pasrah! tunjukkan kamu bisa lebih dari itu, kemukakan alasanmu, misal : “Terima kasih, Pak, atas penilaiannya. Saya memiliki skill di bidang ini dan ini, untuk hal yang bapak ujikan, jujur, saya belum mencobanya, jadi saya berusaha sebisa mungkin menjawab dengan apa yang pernah saya pelajari. Saya orangnya mudah penasaran, pak, dengan kasus yg belum selesai, saya biasanya terus berusaha belajar sampai ketemu solusinya, saya quick learner, blablabla” *intinya meyakinkan si pembeli, banyak cara kok! tapi ya jangan lebay dan omdo! buktikan!
Perhatikan juga etika dalam bekerja atau
bisnis, jangan pernah melanggar aturan dari pekerjaan, seperti :
mangkir pas jam kantor (bolos), membeberkan rahasia perusahaan, dsb.
Kenali batas-batasnya
Perhatikan scope pekerjaanmu, jangan sampe kamu diperalat perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan diluar scope dan job desc dirimu. Kebanyakan failnya ya di situ : mereka posisinya programmer, tp merangkap tester dan analyst, tp gajinya tetep segitu-gitu aja. Ya sama aja diperdaya. Kamu punya hak untuk menolak, tp dgn cara halus, gpp, kok artinya kamu komitmen kuat dan tetap pada jalurnya.
Perhatikan scope pekerjaanmu, jangan sampe kamu diperalat perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan diluar scope dan job desc dirimu. Kebanyakan failnya ya di situ : mereka posisinya programmer, tp merangkap tester dan analyst, tp gajinya tetep segitu-gitu aja. Ya sama aja diperdaya. Kamu punya hak untuk menolak, tp dgn cara halus, gpp, kok artinya kamu komitmen kuat dan tetap pada jalurnya.
Cari tempat/perusahaan yang punya
riwayat perusahaan yang jelas, punya struktur organisasi dan jenjang
karir yang jelas, ada insentip, jaminan/asuransi kesehatan dan tentunya
kamu nyaman bekerja di sana
Yang paling utama adalah kesehatan dan istirahat yang cukup seimbang antara hal dunia dan hal akhirat.
Dunia Kerja, Dunia Penuh Tantangan dan Persaingan
[Unpad.ac.id, 28/04] Setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi,
para lulusan tentunya akan segera menghadapi tantangan dunia kerja.
Persaingan lapangan kerja ke depan akan semakin ketat. Untuk itu setiap
mahasiswa sejak dini harus memiliki perencanaan guna mencapai
keberhasilan.
Demikian
dikatakan Vice President Sinar Mas Agribisnis Group, Drs. Stefanus
Samsir, dihadapan ratusan mahasiswa FE Unpad pada acara Seminar
Persiapan Memasuki Dunia Kerja di Ruang Multimedia B1 FE Unpad, Jl
Dipatiukur No.35, Rabu (28/04). Stefanus yang juga alumni FE Unpad
angkatan 1985 ini berbagi ilmu kepada mahasiswa tingkat akhir dan
lulusan FE Unpad dalam merencanakan jenjang karir.
“Bahwa tidak ada sesuatu yang impossible,
sukses adalah 99% kerja keras, jadi tunjukkan yang terbaik, selain itu
jadilah berbeda, dan lakukan apa yang kamu suka,” ujar Stefanus.
Mengawali
materinya, Stefanus menjelaskan mengenai tipe bidang karir beserta
fungsinya. Hal tersebut untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pilihan karir yang tersedia. Ia juga menjelaskan bahwa untuk
mencapai suatu jenjang yang diinginkan, dianjurkan untuk membuat sebuah road map pribadi. Sebuah perencanaan menurutnya akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
“Sebelum mulai memasuki dunia kerja, Do Your Homework! Untuk mendapatkan suatu karir yang baik, ride the right wave.
Sebagai lulusan baru, Anda juga harus membangun curriculum vitae yang
menarik. Kenali juga diri sendiri,mulai dari kekuatan dan kelemahan,”
tegasnya.
Hadir pula sebagai pembicara Direktur Kepatuhan dan
Manajemen Risiko Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten, DR.
Herry Achmad Buchory, SE., MM. Pria yang juga lulusan FE Unpad angkatan
1976 ini memberikan pengalaman dan penjelasan mengenai pedoman
penerimaan pegawai Bank Jabar dan Banten untuk memberikan gambaran pada
mahasiswa mengenai bank yang berdiri sejak tahun 1960.
“Menjadi
pengalaman yang juga pernah saya alami, bagaimana dahulu pada saat kita
memasuki perguruan tinggi, ada persaingan yang demikian ketat. Setelah
lulus pun kita kembali memasuki dunia yang persaingan, yaitu persaingan
dalam dunia kerja. Saya sering melihat begitu banyak pelamar yang masuk
dalam sebuah lembaga atau institusi dengan jumlah yang begitu besar”
ungkapnya.
Kemudian ia mengatakan bahwa dengan modal satu lembar
ijasah, untuk mencari kerja itu memang tidak gampang. Pada dasarnya
keberhasilan sesorang adalah dalam belajar, menurutnya hidup modalnya
adalah ability, motivation, dan attitude. Selain itu
ia juga menjelaskan kepada mahasiswa yang ingin bergelut dalam bidang
perbankan, bahwa untuk menjadi seorang bankir, setidaknya harus
menguasai 1/5 bagian dalam hal ekonomi, 2/5 bagian menguasai hukum, 3/5
mengusai akuntansi, dan 4/5 bagian adalah gentlemen.
Pada
kesempatan yang sama Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FE Unpad, Dr.
H. Sulaeman Rachman Nidar, SE., MBA. mengatakan bahwa seminar yang
diselenggarakan oleh Career Development Centre (CDC) FE Unpad
bertujuan untuk memberikan motivasi dan menambah wawasan mahasiswa dalam
memasuki dunia kerja. CDC menjembatani mahasiswa dan alumni terkait
dengan lapangan kerja, sampai dengan program magang. Ia mengungkapkan
bahwa anggota CDC dibentuk untuk memudahkan dan menunjang prospek kerja.
(eh)*
PELUANG USAHA DAN TANTANGAN DUNIA PEKERJAAN : ANTARA SOFT SKILL DAN HARD SKILL
Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang
sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya.
Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi hard skill lebih mudah
diseleksi. Hard skill dapat dilihat pada indeks prestasi, ketrampilan
yang dikuasai dan pengalaman kerja, Sedangkan untuk soft skill biasanya
dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam.
Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun
sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.
Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu. Semuanya dapat
diperoleh melalui pembelajaran dikelas, pelatihan, praktek labor,
kunjungan industry dan sebagainya. Dikalangan akademisi hard skill
sering dinilai dari indeks prestasi dan pengalaman kerja. mereka yang
belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis
yang baik dan biasanya dicerminkan dengan indeks prestasi yang tinggi.
Walaupun tingkat keberhasilan seseorang lebih banyak didominasi oleh
soft skill, kita juga tidak bisa menyepelekan hard skill, karena di
dunia pekerjaan hard skill dijadikan sebagai gerbang untuk dapat
diterima sebagai pekerja. Banyak perusahaan yang memberi batas indeks
prestasi dan usia untuk dapat diterima sebagai pekerja di perusahaannya.
Bagaimana dengan soft skill. Dalam Wikipedia disebutkan bahwa “soft
skills is a sociological term for a person’s “EQ” (Emotional
Intelligence Quotient), which refers to the cluster of personality
traits, social graces,communication, ability with language, personal
habits, friendliness, and optimism that mark each of us in varying
degrees”. Aribowo, membagi soft skills menjadi dua bagian, yaitu
intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills
adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri.
Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum
seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal
skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan
dengan orang lain.
Intrapersonal Skill meliputi :
•Transforming Character
• Transforming Beliefs
• Change management
• Stress management
• Time management
• Creative thinking processes
• Goal setting & life purpose
• Accelerated learning techniques
•Transforming Character
• Transforming Beliefs
• Change management
• Stress management
• Time management
• Creative thinking processes
• Goal setting & life purpose
• Accelerated learning techniques
Interpersonal Skill meliputi :
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
Menurut Ilah Sailah (2009), 10 atribut soft skills yang banyak berperan di
dunia kerja, yaitu
- Inisiatif
- Integritas
- Berfikir kritis
- Kemauan untuk belajar
- Komitmen
- Motivasi untuk meraih prestasi
- Antusias
- Kemampuan berkomunikasi
- Handal (Reliable) dan berkreasi
Dalam dunia pekerjaan soft skill memegang peranan penting dalam
mengembangan karir seseorang. Kita dapat melihat secara kasat mata bahwa
dunia ini hanya dimainkan oleh orang-orang yang menguasai manajemen,
yang tidak lain adalah orang-orang yang memiliki soft skill yang bagus.
Suprayitno (2007) mengibaratkan hard skill dan soft skill seperti
konsep Yin dan Yang, yang memang tidak bisa dipisahkan untuk menuju
kesuksesan karir seseorang.
Selama ini disinyalir terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan
tinggi dan dunia kerja. Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard
School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku
pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill.
Padahal, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja yaitu
hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Perguruan tinggi memandang
lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi adalah mereka yang lulus
dengan nilai tinggi. Sedangkan dunia kerja menganggap bahwa lulusan yang
high competence adalah mereka yang mempunyai kemampuan teknis dan sikap
yang baik.Banyak lulusan perguruan tinggi ketika diminta berbicara,
menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak
siap. Banyak kalangan industri yang mengeluhkan bahwa lulusan sekarang
banyak yang kurang memiliki sikap yang baik, misalnya, tidak dapat
memenuhi kontrak kerja, tidak dapat menentukan gaji pertama mereka
sendiri tetapi setelah dua bulan bekerja mereka mengeluh tentang gaji
yang rendah, kurang dapat bekerja sama, tidak punya leadership,
integritas pribadi dipertanyakan, etika kurang, dan sebagainya yang
kesemuanya tidak dapat ditelusuri dari nilai yang tinggi dan kelulusan
yang tepat waktu semata.
Bagaimana Mengasah Soft Skill
Soft skills yang perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu: keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), keterampilan berogranisasi (organizational skills), kepemimpinan (leadership), kemampuan berpikir kreatif dan logis (logic and creative), ketahanan menghadapi tekanan (effort), kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics).
Dalam lingkungan kampus, soft skill mahasiswa dapat diasah melalui
pengalaman organisasi, pelatihan dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Sangat banyak ormawa yang dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai tempat
membentuk soft skill mereka. Dalam organisasi mahasiswa akan melajar
berkomunikasi secara baik, belajar merencanakan dan mengelola suatu
kegiatan, belajar memimpin dan beradaptasi dalam team work. Selain
ormawa, iklim kampus juga menentukan tingkat soft skill mahasiswa. Para
dosen dan staf pengajar harus bisa membimbing dan mengenjot kreativitas
mahasiswa dalam meningkatkan soft skill mereka. Untuk mengenjot soft
skill mahasiswa, di FT UNP telah dijalankan program kredit poin untuk
kreativitas mahassiwa yang juga dijadikan syarat kelulusan bagi
mahasiswa.
Program Dikti
Selain PKM, sekarang DIKTI mengembangkan program Mahasiswa Wirausaha Bagi Perguruan Tinggi Negeri (Student Entrepreneur Program)
yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op,
KKU,…) yang berfungsi untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia
bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program ini dirancang
untuk :
- Memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan kondisi dunia kerja guna meningkatkan soft skill mahasiswa.
- Memberikan kesempatan langsung untuk terlibat dalam kegiatan nyata di UKM guna mengasah jiwa wirausaha.
- Menumbuhkan jiwa bisnis (sense of business) sehingga memiliki keberanian untuk memulai usaha didukung dengan modal yang diberikan dan pendampingan secara terpadu.
Manfaat program ini bagi perguruan tinggi adalah :
- Mempererat hubungan antara dunia akademis dan dunia usaha, khususnya UKM
- Membuka jalan bagi penyesuaian kurikulum yang dapat merespons tuntutan dunia usaha
- Meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
- Menghasilkan wirausaha-wirausaha muda pencipta lapangan kerja dan calon pengusaha sukses masa depan.
beauty
BalasHapus