Mempersiapkan Diri Sebelum Memasuki Dunia Kerja

 

Seiring dengan terus berkembangnya zaman, dunia kerja dan karir juga terus menerus mengalami perkembangan dan perubahan. Salah satu hal yang paling menonjol yang membedakan dunia kerja pada masa dahulu dan sekarang adalah akses. Dahulu, mencari lowongan pekerjaan sangatlah susah. Seseorang harus berjalan memasuki gedung demi gedung perusahaan dan memberikan map berisi resume serta surat lamaran mereka dan berharap mereka akan mendapatkan panggilan kerja baik via pos maupun telepon. Pada saat ini, hal seperti itu hampir tidak pernah terjadi lagi. Para job seeker dapat mencari tahu mengenai lowongan kerja via internet, dan bahkan dapat mengirimkan lamaran online.
Dahulu, status pemberi kerja terkesan lebih tinggi dibanding pencari kerja. Namun untuk saat ini, posisi tersebut dapat dikatakan tidak berlaku lagi. Pemberi kerja dan pencari kerja berada pada posisi yang sama, dan saling membutuhkan. Secara ideal, keduanya memiliki senjata yang digunakan untuk mempertemukan kebutuhan satu sama lain. Dari pihak pencari kerja misalnya, senjata yang dibutuhkan dan perlu untuk dimiliki adalah pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja yang dapat menarik perhatian perusahaan untuk mempekerjakannya. Sebaliknya dari pihak pemberi kerja, memiliki deskripsi dan spesifikasi jabatan yang jelas dan dapat menarik perhatian para job seeker yang berkompetensi untuk memasukkan lamaran.
Ada dua alasan utama yang menyebabkan sebuah perusahaan secara rutin terus mencari pegawai. Yang pertama adalah untuk mengisi kekosongan jabatan, misalnya ada pegawai yang akan segera pensiun. Maka perusahaan akan mencari seseorang yang akan menggantikannya sebelum yang bersangkutan berakhir masa kerjanya. Alasan yang kedua adalah untuk pengembangan perusahaan. Kedua hal ini yang kemudian akan membantu membentuk manpower planning dari perusahaan tersebut. Dari planning itulah kemudian ditentukan SDM dengan kompetensi seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, baru kemudian dibuka rekruitmen untuk mengisi kompetensi yang dibutuhkan tersebut.
Hal yang penting untuk diketahui pula oleh calon pelamar kerja adalah, kompetensi apa yang mereka miliki. Sehingga dalam melamar sebuah pekerjaan tidak hanya sekedar untuk melepaskan diri dari predikat “pengangguran”, namun juga dapat dengan baik memenuhi kompetensi yang dibutuhkan. Pengertian kompetensi itu sendiri adalah sebuah atau satu set pengetahuan dasar, keahlian, atau attitude dalam sebuah area subjek yang spesifik.
Dalam dunia kerja, ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh para pencari kerja. Seiring berjalannya waktu, tantangan-tantangan ini pun terus mengalami perubahan. Ada perbandingan-perbandingan yang cukup jelas antara tantangan dunia kerja dahulu dan sekarang. Antara lain, dulu yang menjadi fokus adalah perusahaan mampu memenuhi tuntutan pasar, sementara sekarang perusahaan harus mampu mempengaruhi tren pasar. Dahulu perusahaan berusaha untuk mencapai standar kualitas produk, sementara sekarang perusahaan harus bisa melakukan inovasi. Dahulu, operasi dilakukan secara manual, yaitu dengan SDM. Sekarang, operasi dilakukan secara otomatis yaitu dengan teknologi. Dahulu, perusahaan secara sederhana hanya mencari pekerja atau worker. Sekarang, yang dicari adalah knowledge worker, yaitu pekerja yang berpengetahuan. Dahulu, perusahaan memiliki kecenderungan homogenitas, sementara sekarang lebih heterogen. Perusahaan dahulu memiliki banyak pegawai, atau dapat pula disebut multi people. Sekarang, pegawai yang dimiliki tidak banyak namun dapat melakukan multi tugas, atau disebut pula multitasking person. Dahulu, etika tidak terlalu diperhatikan, namun sekarang etika telah menjadi bagian dari hukum. Hubungan antara atasan dan bawahan dahulu lebih formal, sangat memperhatikan hierarkis serta senioritas. Saat ini, lebih cenderung informal, mereka yang berada di atas, atau yang maju bukan berdasarkan lamanya seseorang bekerja di sebuah perusahaan, ataupun usianya yang lebih tua, namun lebih kepada kompetensinya. Semua pekerja sejajar dan yang membedakan adalah kompetensi.
Dahulu, perusahaan tidak begitu mempedulikan lingkungan, bahkan cenderung melakukan eksploitasi. Namun pada masa sekarang perusahaan lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh produk mereka dan berusaha untuk lebih ramah terhadap lingkungan. Dahulu, fokus perusahaan lebih kepada lokal yang kemudian merambah ke nasional. Saat ini, fokus tersebut menjadi lebih melebar, dari regional hingga ke global.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan di dunia kerja pada masa sekarang, maka seorang job seeker perlu untuk mempersiapkan diri. Persiapan-persiapan ini guna meningkatkan kompetensi seorang job seeker, agar dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang lebih berkualitas. Hal-hal tersebut antara lain kemampuan leadership dan entrepreneurship, kemampuan berinovasi, melek teknologi, kemauan untuk terus menerus belajar, memiliki kemampuan untuk sensitif terhadap kebudayaan yang berbeda, memiliki pola pikir luas dan memiliki lebih dari satu keahlian, memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi, serta global minded dan kemampuan bahasa asing yang baik.
Sebuah perusahaan akan lebih menyukai untuk merekrut seseorang yang biasa saja, dalam artian bukan seorang jenius, daripada harus merekrut seseorang yang sudah terlalu pintar. Alasannya karena  seseorang yang biasa saja tapi memiliki kemampuan untuk terus belajar akan lebih baik bagi perusahaan daripada seseorang yang sudah terlalu pintar dan merasa telah memiliki cukup ilmu untuk melakukan berbagai hal.
Seorang job seeker juga perlu untuk mengetahui skema umum jenjang karir yang kemungkinan akan ia hadapi pada saat melamar sebuah pekerjaan. Yang paling pertama dihadapi pastinya adalah rekruitmen. Dalam rekruitmen yang diperhatikan adalah quality of worklife, CV atau resume, serta seleksi. Dalam rekruitmen yang biasa akan diperbincangkan adalah remunerasi, karakteristik jabatan, dan jenjang karir. Selain itu calon pegawai yang melamar juga akan dihadapi dengan tes-tes seperti tes potensi akademik, tes psikologi, serta tes-tes lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau tugas-tugas yang akan dilakukan oleh posisi yang dilamar oleh sang job seeker.
Setelah seseorang melewati tahap rekruitmen, dan kemudian terpilih untuk masuk ke dalam sebuah perusahaan, maka tahap yang selanjutnya harus dijalani adalah orientasi. Tahap ini tujuannya adalah untuk memahami core business dari perusahaan, mengenal lebih dalam struktur organisasi yang ada di dalam perusahaan, dan memahami budayanya.
Setelah menyelesaikan orientasi, maka seseorang akan benar-benar memulai karirnya sebagai karyawan di perusahaan tempat ia diterima. Salah satu tahap penting yang akan dilalui pula oleh karyawan tersebut adalah rotasi. Yang dimaksud dengan rotasi di sini adalah perpindahan yang akan dialami oleh sang karyawan. Baik ke divisi, maupun ke kantor yang menjadi cabang dari perusahaan tempat ia bekerja. Tujuannya adalah untuk belajar, beradaptasi, serta meningkatkan keterampilan komunikasi si karyawan tersebut.
Tahap selanjutnya yang secara umum akan dilewati dalam meniti karir di sebuah perusahaan adalah training. Perusahaan biasanya memberikan training atau pelatihan untuk karyawan-karyawannya sebagai usaha pengembangan diri, transfer ilmu atau teknik baru, pemecahan masalah, serta memberikan motivasi.
Ketika seseorang sudah cukup lama bekerja di sebuah perusahaan, dan menunjukkan performa yang baik, maka tahap selanjutnya yang akan dilalui adalah promosi. Promosi di sini berarti kenaikan pangkat atau jabatan sesuai dengan kompetensi dan prestasi yang dicapai oleh sang karyawan. Promosi akan membawa karyawan pada posisi dan karir yang lebih baik, namun sekaligus pula memiliki resiko serta tanggung jawab yang lebih besar.
Jika seseorang terus menerus mendapatkan promosi karena prestasi serta performanya yang baik, maka ia akan sampai pada tahap manajerial. Pada tahap ini, seseorang sudah bukan lagi dianggap sebagai karyawan dari perusahaan tersebut, melainkan telah dikategorikan dalam level kepemimpinan. Dalam tahap ini, seseorang diharapkan memiliki kemampuan dalam hal kepemimpinan seperti inovasi dan public speaking. Sebab perannya yang semakin besar antara lain seperti pengambilan keputusan serta pemecahan masalah yang akan memberikan pengaruh pada kemajuan perusahaan.
Sebelum bersungguh-sungguh memasuki dunia kerja dan memantapkan karir bersama perusahaan atau instansi tertentu, satu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan adalah CV atau resume. Dari sini calon perusahaan atau instansi tempat kita bekerja akan mengetahui mengenai siapa kita dalam masa yang singkat. Resume dapat pula dikatakan sebagai salah satu seni bercerita. Untuk dapat maju ke langkah selanjutnya dalam sebuah seleksi kerja, maka baik atau tidaknya sebuah resume sangat menentukan. Sebuah resume haruslah menunjukkan visi pribadi dari si empunya, dan menjelaskan mengenai pengalaman kerja ataupun organisasi serta job description dari pengalaman-pengalaman tersebut. Yang tak kalah penting juga adalah menitikberatkan pada pencapaian positif yang telah kita capai, serta menyoroti keterampilan yang ingin kita tonjolkan, dan lebih baik lagi disertai dengan bukti. 


Tips memasuki dunia kerja  

Saat ini persaingan mendapatkan pekerjaan semakin ketat karena terbatasnya peluang. Dibutuhkan kecermatan menentukan pilihan yang sesuai minat dan kemampuan kita. Selain itu butuh kesiapan dalam arti strategi untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. dan yang tak kalah penting adalah bagaimana menghadapi tantangan dunia kerja yang akan anda masuki. 

Perbanyaklah pengalaman di luar akademik selama masa perkuliahan, ntah dengan organisasi, pengalaman freelance, atau jadi asisten dosen, atau kerja kontrak di sebuah tempat usaha/startup/perusahaan 

Kekeliruan yg terjadi saat ini adalah : blm adanya panduan buat fresh graduate soal standard gaji, soal disiplin ilmu yg ada di dunia kerja. Maka inisiatiflah bergaul dengan mereka yang sudah bekerja dan sudah cukup pengalaman. Tanyakan apa yang blm diketahui, dan coba pahami dan terapkan perlahan

Semua hal dalam kerja sama dgn perusahaan (ntah pegawai.tetap atau outsourcing) harus ada kontrak kerja tertulis+bermaterai Dan di dalamnya disertakan aturan-aturan yang jelas dan tidak subjektif

Bila resign dari sebuah perusahaan, dan jangan lupa meminta 3 surat (sudah menjadi hak anda) : Surat pengalaman kerja, surat rekomendasi, surat referensi. Tujuannya buat apa? biar gk merangkak dari dasar lagi, tentunya itu jd penyambung buat posisi yg lbh tinggi lagi di perusahaan lain.

Jangan abaikan akademik, kenali standard IPK yang diterima dalam setiap perusahaan (biasanya min.2,7 utk univ. negeri atau 3,3 untuk univ.swasta), sesungguhnya itu penting, buat mereka menaikkan rate gaji dan meyakinkan perusahaan. (Walau sebenarnya bisa kamu yakinkan dengan komunikasi yang meyakinkan+baik di dalam wawancara kerja) 

Ubah paradigman temen-temen kalo” kita kuliah itu biar bisa kerja”, salah! kuliah itu mencari ilmu, menata ilmu-ilmu kita supaya terarah pada bidangnya, supaya pola pikir kita juga meningkat daripada anak sekolahan, dan tentunya membentuk karakter problem solver. 

Buat CV yang menarik ringkas, tidak bertele-tele. Cakupannya harus ada berikut : personal information, expertise, experience, education dan languages. Dan harus diurut Bila kita sudah punya pengalaman, coba urutan experiencenya di awal setelah personal information, dan jangan lupa dibubuhi foto, no.hp dan email 

Gunakan email yang baku, misal : nama_depan.nama_belakang@[mailserver].com, jangan aneh-aneh : otongtampan@mail.com (epic fail!!!!), kenapa? konsistensi kamu akan keseriusan untuk bekerja dapat dinilai dari sini, dan juga email aneh-aneh itu memperlambat komunikasi!


Dalam wawancara kerja, berusahalah untuk tidak tegang, santai saja, berbicaralah dengan percaya diri (asal jangan over PEDE) tapi tetap dalam etika, jadi temen-temen harus ada etikanya, mulai dari masuk ruangan dgn ucapkan salam, jabat tangan erat (menandakan anda punya komitmen kuat), duduk yang rapi, berbicara dengan sopan, dan menatap lawan bicara, sampai dengan penutup (terima kasih) dan salam sambil jabat tangan erat lagi, serta keluar dengan tertib.

Sebaiknya kenali kemampuanmu dan tingkatkan terus, pantasnya dihargai berapa? jangan sampe kemurahan. Fenomenanya saat ini adalah, kebanyakan lulusan S1 itu gajinya setara D3, bahkan ada yg lulusan S2 pas di dunia kerja malah setara S1, bahkan leadernya S1, anak buahnya S2 (ada seperti itu, epic fail dah!) Ada seorang dosen bercerita ke dalam kelas yg saya ikuti : “jadi saya pernah bertemu seseorang yg sdh bekerja, kemudian menyambung S2…”
“…mas, anda sudah bekerja, ambil S2 kan ndag ngaruh buat ningkatin jabatan, masih bertahap juga kan?”
“betul, pak”
“lantas, apa manfaat yang anda rasakan setelah S2 ini?”
“dapet ilmu, pak”
“ya kalo itu c jelas, mas..maksudnya apa yg membedakan anda dengan lulusan-lulusan S1?”
*hening..*
“sebenernya yg berubah itu pola pikirnya, jadi harus meningkat lagi kemampuan problem solvernya, mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan, mencari solusi yang tepat, dan mengambil keputusan”

Ketika temen-temen sudah mengenali kemampuan, dalam negosiasi harga, tentunya semakin mudah. “Pantas gak ya aku dibayar segini dengan kemampuan segitu?” Dan punya keberanian! Kalo ada calon atasan anda menawarkan harga rendah, jangan langsung terima! namanya juga nego, ya artinya seperti layaknya penjual dan pembeli, dan di situ kamulah sebagai penjualnya! Mau rugi?? gak kan!Nego gaji itu pertimbangannya ada banyak :
1. Hasil test tertulis dari perusahaan,
2. Pengalaman kerja slama ini,
3. Nilai akademik dan organisasi yang pernah diikuti, (optional)
4. Hasil test Wawancara.Biasanya pihak perusahaan berkomentar : “mas XYZ sudah test, kami lihat kemampuannya standard ya, gak terlalu bagus” Jangan pasrah! tunjukkan kamu bisa lebih dari itu, kemukakan alasanmu, misal : “Terima kasih, Pak, atas penilaiannya. Saya memiliki skill di bidang ini dan ini, untuk hal yang bapak ujikan, jujur, saya belum mencobanya, jadi saya berusaha sebisa mungkin menjawab dengan apa yang pernah saya pelajari. Saya orangnya mudah penasaran, pak, dengan kasus yg belum selesai, saya biasanya terus berusaha belajar sampai ketemu solusinya, saya quick learner, blablabla” *intinya meyakinkan si pembeli, banyak cara kok! tapi ya jangan lebay dan omdo! buktikan!

Perhatikan juga etika dalam bekerja atau bisnis, jangan pernah melanggar aturan dari pekerjaan, seperti : mangkir pas jam kantor (bolos), membeberkan rahasia perusahaan, dsb. Kenali batas-batasnya
Perhatikan scope pekerjaanmu, jangan sampe kamu diperalat perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan diluar scope dan job desc dirimu. Kebanyakan failnya ya di situ : mereka posisinya programmer, tp merangkap tester dan analyst, tp gajinya tetep segitu-gitu aja. Ya sama aja diperdaya. Kamu punya hak untuk menolak, tp dgn cara halus, gpp, kok artinya kamu komitmen kuat dan tetap pada jalurnya. 

 Cari tempat/perusahaan yang punya riwayat perusahaan yang jelas, punya struktur organisasi dan jenjang karir yang jelas, ada insentip, jaminan/asuransi kesehatan dan tentunya kamu nyaman bekerja di sana 

Perhatikan umur usia muda itu usia yang semangat berapi-api, masih mudah untuk memahami pelajaran dan pengalaman, dan tentunya di perusahaan juga punya batas toleransi umur untuk posisi/jabatan tertentu. Jadi jangan sampe terlena dengan sisa umurmu, manfaatkan sebaik mungkin, jangan kelamaan di satu posisi/jabatan, kalo bisa meningkat (jenjang karir) jika sudah siap+mantap.. ya yang jelas, matangkanlah dirimu pd suatu posisi/jabatan, jangan sampe prematur, atau ngebet banget naik jabatan, epic fail! cukupkanlah, misal sampe 1-2-5 tahun, kemudian mencoba posisi di atasnya, dsb
Yang paling utama adalah kesehatan dan istirahat yang cukup seimbang antara hal dunia dan hal akhirat.

Dunia Kerja, Dunia Penuh Tantangan dan Persaingan 


[Unpad.ac.id, 28/04] Setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi, para lulusan tentunya akan segera menghadapi tantangan dunia kerja. Persaingan lapangan kerja ke depan akan semakin ketat. Untuk itu setiap mahasiswa sejak dini harus memiliki perencanaan guna mencapai keberhasilan.
dunia kerja
Alumni berbagi pengalaman tentang dunia kerja di kampus FE Unpad (Foto: Tedi Yusup)
Demikian dikatakan Vice President Sinar Mas Agribisnis Group, Drs. Stefanus Samsir, dihadapan ratusan mahasiswa FE Unpad pada acara Seminar Persiapan Memasuki Dunia Kerja di Ruang Multimedia B1 FE Unpad, Jl Dipatiukur No.35, Rabu (28/04). Stefanus  yang juga alumni FE Unpad angkatan 1985 ini berbagi ilmu kepada mahasiswa tingkat akhir dan lulusan FE Unpad dalam merencanakan jenjang karir.
“Bahwa tidak ada sesuatu yang impossible, sukses adalah 99% kerja keras, jadi tunjukkan yang terbaik, selain itu jadilah berbeda, dan lakukan apa yang kamu suka,” ujar Stefanus.
Mengawali materinya, Stefanus menjelaskan mengenai tipe bidang karir beserta fungsinya. Hal tersebut untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pilihan karir yang tersedia. Ia juga menjelaskan bahwa untuk mencapai suatu jenjang yang diinginkan, dianjurkan untuk membuat sebuah road map pribadi. Sebuah perencanaan menurutnya akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
“Sebelum mulai memasuki dunia kerja, Do Your Homework! Untuk mendapatkan suatu karir yang baik, ride the right wave. Sebagai lulusan baru, Anda juga harus membangun curriculum vitae yang menarik. Kenali juga diri sendiri,mulai dari kekuatan dan kelemahan,” tegasnya.
Hadir pula sebagai pembicara Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten, DR. Herry Achmad Buchory, SE., MM. Pria yang juga lulusan FE Unpad angkatan 1976 ini memberikan pengalaman dan penjelasan mengenai pedoman penerimaan pegawai Bank Jabar dan Banten untuk memberikan gambaran pada mahasiswa mengenai bank yang berdiri sejak tahun 1960.
“Menjadi pengalaman  yang juga pernah saya alami, bagaimana dahulu pada saat kita memasuki perguruan tinggi,  ada persaingan yang demikian ketat. Setelah lulus pun kita kembali memasuki dunia yang persaingan, yaitu persaingan dalam dunia kerja. Saya sering melihat begitu banyak pelamar yang masuk dalam sebuah lembaga atau institusi dengan jumlah yang begitu besar” ungkapnya.
Kemudian ia mengatakan bahwa dengan modal satu lembar ijasah, untuk mencari kerja itu memang tidak gampang. Pada dasarnya keberhasilan sesorang adalah dalam belajar, menurutnya hidup modalnya adalah ability, motivation, dan attitude. Selain itu ia juga menjelaskan kepada mahasiswa yang ingin bergelut dalam bidang perbankan, bahwa untuk menjadi seorang bankir, setidaknya harus menguasai 1/5 bagian dalam hal ekonomi, 2/5 bagian menguasai hukum, 3/5 mengusai akuntansi, dan 4/5 bagian adalah gentlemen.
Pada kesempatan yang sama Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FE Unpad, Dr. H. Sulaeman Rachman Nidar, SE., MBA. mengatakan bahwa seminar yang diselenggarakan oleh Career Development Centre (CDC) FE Unpad bertujuan untuk memberikan motivasi dan menambah wawasan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. CDC menjembatani mahasiswa dan alumni terkait dengan lapangan kerja, sampai dengan program magang. Ia mengungkapkan bahwa anggota CDC dibentuk untuk memudahkan dan menunjang prospek kerja. (eh)* 


PELUANG USAHA DAN TANTANGAN DUNIA PEKERJAAN : ANTARA SOFT SKILL DAN HARD SKILL 

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi hard skill lebih mudah diseleksi. Hard skill dapat dilihat pada indeks prestasi, ketrampilan yang dikuasai dan pengalaman kerja, Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100%  benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.
Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu. Semuanya dapat diperoleh melalui pembelajaran dikelas, pelatihan, praktek labor, kunjungan industry dan sebagainya. Dikalangan akademisi hard skill sering dinilai dari indeks prestasi dan pengalaman kerja. mereka yang belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis yang baik dan biasanya dicerminkan dengan indeks prestasi yang tinggi. Walaupun tingkat keberhasilan seseorang lebih banyak didominasi oleh soft skill, kita juga tidak bisa menyepelekan hard skill, karena di dunia pekerjaan hard skill dijadikan sebagai gerbang untuk dapat diterima sebagai pekerja. Banyak perusahaan yang memberi batas indeks prestasi dan usia untuk dapat diterima sebagai pekerja di perusahaannya.
Bagaimana dengan soft skill.  Dalam Wikipedia disebutkan bahwa “soft skills is a sociological term for a person’s “EQ” (Emotional Intelligence Quotient), which refers to the cluster of personality traits, social graces,communication, ability with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark each of us in varying degrees”. Aribowo, membagi soft skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain.
Intrapersonal Skill meliputi :
•Transforming Character
• Transforming Beliefs
• Change management
• Stress management
• Time management
• Creative thinking processes
• Goal setting & life purpose
• Accelerated learning techniques
Interpersonal Skill meliputi :
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
Menurut Ilah Sailah (2009), 10 atribut soft skills yang banyak berperan di
dunia kerja, yaitu
  • Inisiatif
  • Integritas
  • Berfikir kritis
  • Kemauan untuk belajar
  •  Komitmen
  • Motivasi untuk meraih prestasi
  • Antusias
  • Kemampuan berkomunikasi
  • Handal (Reliable) dan berkreasi
Dalam dunia pekerjaan soft skill memegang peranan penting dalam mengembangan karir seseorang. Kita dapat melihat secara kasat mata bahwa dunia ini hanya dimainkan oleh orang-orang yang menguasai manajemen, yang tidak lain adalah orang-orang yang memiliki soft skill yang bagus.  Suprayitno (2007) mengibaratkan hard skill dan soft skill seperti konsep Yin dan Yang, yang memang tidak bisa dipisahkan untuk menuju kesuksesan karir seseorang.
Selama ini disinyalir terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja. Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Perguruan tinggi memandang lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi adalah mereka yang lulus dengan nilai tinggi. Sedangkan dunia kerja menganggap bahwa lulusan yang high competence adalah mereka yang mempunyai kemampuan teknis dan sikap yang baik.Banyak lulusan perguruan tinggi ketika diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak siap. Banyak kalangan industri yang mengeluhkan bahwa lulusan sekarang banyak yang kurang memiliki sikap yang baik, misalnya, tidak dapat memenuhi kontrak kerja, tidak dapat menentukan gaji pertama mereka sendiri tetapi setelah dua bulan bekerja mereka mengeluh tentang gaji yang rendah, kurang dapat bekerja sama, tidak punya leadership, integritas pribadi dipertanyakan, etika kurang, dan sebagainya yang kesemuanya tidak dapat ditelusuri dari nilai yang tinggi dan kelulusan yang tepat waktu semata.
Bagaimana Mengasah Soft Skill
Soft skills yang perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu: keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), keterampilan berogranisasi (organizational skills), kepemimpinan (leadership), kemampuan berpikir kreatif dan logis (logic and creative), ketahanan menghadapi tekanan (effort), kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics). Dalam lingkungan kampus, soft skill mahasiswa dapat diasah melalui pengalaman organisasi, pelatihan dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Sangat banyak ormawa yang dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai tempat membentuk soft skill mereka. Dalam organisasi mahasiswa akan melajar berkomunikasi secara baik,  belajar merencanakan dan mengelola suatu kegiatan, belajar memimpin dan beradaptasi dalam team work. Selain ormawa, iklim kampus juga menentukan tingkat soft skill mahasiswa. Para dosen dan staf pengajar harus bisa membimbing dan mengenjot  kreativitas mahasiswa dalam meningkatkan soft skill mereka. Untuk mengenjot soft skill mahasiswa, di FT UNP telah dijalankan program kredit poin untuk kreativitas mahassiwa yang juga dijadikan syarat kelulusan bagi mahasiswa.

Program Dikti
Selain PKM, sekarang DIKTI mengembangkan program Mahasiswa Wirausaha Bagi Perguruan Tinggi Negeri (Student Entrepreneur Program) yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op, KKU,…) yang berfungsi untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program ini dirancang untuk :
  1. Memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan kondisi dunia kerja guna meningkatkan  soft skill mahasiswa.
  2. Memberikan kesempatan langsung untuk terlibat dalam kegiatan nyata di UKM guna mengasah jiwa wirausaha.
  3. Menumbuhkan jiwa bisnis (sense of business) sehingga memiliki keberanian untuk memulai usaha didukung dengan modal yang diberikan dan pendampingan secara terpadu.

Manfaat program ini bagi perguruan tinggi adalah :
  1. Mempererat hubungan antara dunia akademis dan dunia usaha, khususnya UKM
  2. Membuka jalan bagi penyesuaian kurikulum yang dapat merespons tuntutan dunia usaha
  3. Meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
  4. Menghasilkan wirausaha-wirausaha muda pencipta lapangan kerja dan calon pengusaha sukses masa depan.






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Kursus Bahasa Inggris di Jogja

Kenapa Wanita Cerdas Cenderung Jomblo?