Manajemen Diri Manusia

  5 Cara Meningkatkan Manajemen Diri Manusia    


Setelah mencoba mencari tulisan di Harvard Business Publishing yang terkait dengan manajemen diri, saya mendapati tulisan yang bagus dari Peter F. Drucker, sang bapak manajemen modern abad ini. Tulisan pendeknya kali ini berkisah tentang “Managing Oneself”. Memang telah banyak buku beredar yang memberikan resep-resep bagaimana cara memanajemen diri Anda, namun tidak ada salahnya kita belajar dari pakar manajemen satu ini. Memang sederhana, tapi sarat dengan makna yang mungkin akan membuat Anda berpikir “Sudah efektifkah saya saat ini?”
Diera globalisasi seperti saat ini, kekuatan ambisi, kecerdasan dan impian yang tidak diimbangi dengan manajemen diri yang baik, sama saja seperti berbuat kerusakan pada tubuh dan jiwa Anda sendiri. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya terus berkembang sehingga ada diantaranya mempermudah manusia bagi mereka yang dapat menggunakannya, dan ada yang diantaranya malah mempersulit manusia karena mereka tidak dapat menggunakannya. Sehingga azas Win-Victim Solution tampaknya sulit untuk terhindarkan, apalagi terjadi persaingan yang tidak sehat. Ada yang menang, dan ada yang menjadi korban.
Mari kita ambil contoh sebagai berikut, ada dua orang yang memiliki ambisi, kecerdasan, dan impian yang sama yaitu bekerja di perusahaan. Namun perbedaannya yang satu dapat memanajemen dirinya dengan baik, dan yang satunya lagi tidak dapat memanajemen dirinya dengan baik. Walhasil, memang keduanya berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Tapi sayang, yang berbeda adalah waktunya. Sang manusia dengan manajemen diri yang baik jauh lebih cepat mendapatkan cita-citanya daripada manusia yang tidak memiliki manajemen diri yang baik. Disinilah makna “efektivitas” dan “efesiensi” dalam hidup manusia  akan begitu terasa.
Berbicara tentang  manajemen itu tidak terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah. Perlu pemikiran mendalam (deep thinking) terhadap diri kita, mengkalkulasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diri kita, pandainya kita belajar kelebihan dan kesalahan orang lain, pemahaman nilai (value) apa yang kita torehkan pada hidup, serta jelinya melihat peluang lingkungan agar dapat memberikan kontribusi terbaik kita. Dari semua hal tadi, sebenarnya dapat diringkas dalam sebuah pernyataan : Hanya dengan kombinasi kekuatan dan pengetahuan Anda-lah, Anda dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan.
Setidaknya ada 5 pertanyaan mendasar untuk membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan menggunakan feedback analysis. Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian Anda untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda.
2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.
3.  “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak performa Anda.
4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.
5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang Anda tekuni saat itu.


http://ryanalfiannoor.wordpress.com/2009/12/03/5-cara-mengefektifkan-manajemen-diri-manusia/


Tiga Tips untuk Menjadi Produktif

Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:

1. Menyusun Rencana

Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.

Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.

Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.

Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

3. Hindari Interupsi

Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
  • Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
  • Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.
Manajemen diri erat kaitannya dengan bagaimana Anda mengatur waktu Anda sehari-hari. Jangan biarkan faktor-faktor eksternal mengganggu produktifitas Anda. Apabila Anda produktif bukan hanya Anda sendiri yang senang tapi juga boss Anda. Hidup Anda lebih mudah dan stress pun berkurang...  


http://www.pengembangandiri.com/articles/26/1/Manajemen-Diri--Mengatur-Waktu-untuk-Mencapai-Produktifitas/Page1.html

Mengelola Diri Secara Efektif 

A. PENGELOLAAN DIRI
Manajemen diri adalah kemampuan mengelola pola perilaku agar aktivitas kehidupan bisa terselesaikan dengan baik. Dalam bekerja, seseorang yang mempunyai manajemen diri yang baik, biasanya mampu mengelola dan menyelesaikan pekerjaan dan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan (seperti menjalin jejaring atau sekolah lagi).
Memang, untuk sebagian orang, mengelola diri tak mudah. Karenanya, dalam proses ini Anda harus menetapkan tujuan, evaluasi perilaku, serta penyusunan rencana-rencana untuk mendapat hasil yang Anda harapkan. Untuk itu, tak jarang Anda harus mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini sering Anda lakukan.
Sebelum melakukan perencanaan manajemen diri, terlebih dulu Anda harus mengenal karakterisitik pekerjaan Anda. Ada dua karakteristik pekerjaan:
Pertama, pekerjaan yang sepenuhnya di bawah kontrol kita. Misalnya, pekerjaan yang sering kali mengharuskan Anda berada di belakang meja, seperti sekretaris atau pegawai administrasi.
Kedua, pekerjaan yang sering kali dipengaruhi faktor luar. Contohnya, pekerjaan di media massa, yang bayak mengandalkan situasi untuk mengejar aktualitas. Untuk menyusun manajemen diri, memerlukan tiga kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan memprediksi
Kemampuan ini sangat penting terutama pada pekerjaan yang sering kali dipengaruhi faktor luas. Keluar, ini menyangkut kemampuan memprediksi atau meramalkan situasi dan keadaan yang sangat penting. Sedangkan ke dalam, ini menyangkut kemampuan untuk memperkirakan seberapa banyak tugas atau beban pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Kemampuan kategorisasi
Ini merupakan kemampuan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab.
3. Kemampuan menentukan prioritas
Menentukan prioritas, dengan mempertimbangkan waktu, dampak dan siapa pemberi tugas.
Dengan bantuan diagram kategori pekerjaan, sebenarnya bisa dengan mudah menentukan prioritas. Prioritas pertama adalah pekerjaan yang penting dan mendesak. Setelah itu, mempertimbangkan antara pekerjaan penting dan tidak mendesak. Lihatlah situasi saat itu. Pekerjaan penting, bagaimanapun harus dikerjakan. Tinggal bagaimana mempertimbangkan dikerjakan sekarang atau nanti. Sedangkan pekerjaan mendesak harus dilihat pengaruh kepentingannya. Jika pengaruhnya sedikit, pekerjaan mendesak bisa dikurangi porsi kerjanya atau ditiadakan sama sekali.
B. FAKTOR-FAKTOR
Hal yang perlu di perhatikan jika terdapat faktor-faktor tertentu yang bisa menggagalkan pekerjaan yang harus diperhitungkan agar tidak menjadi penghambat.
1. Faktor eksternal
Dalam setiap pekerjaan, faktor penghambat eksternal ini berbeda-beda. Faktor ini berada di luar jangkauan diri. Bila mempunyai kemampuan prediksi yang baik, seharusnya faktor ini bisa diminimalkan. Dalam dunia bisnis, misalnya sering kali tidak tahu persis apa kemauan konsumen. Tapi, bila rajin mengamati tren pasar, pasti bisa mengatasinya.
2. Faktor internal
Ada tiga hal yang terkait, yaitu:
a. Bobot pekerjaan itu sendiri, berat atau ringan
b. Orang-orang yang terkait dengan pekerjaan
c. Waktu.
Tanpa manajemen diri yang baik, pekerjaan yang hasilkan tidak akan pernah sempurna. Hanya bisa menyelesaikannya, tapi soal kualitas belum tentu. Dan juga sulit menghadapi hambatan yang tiba-tiba muncul. Sebagai contoh, saat sudah kepepet, tiba-tiba sakit perut atau mendapat tugas mendadak yang harus segera ditangani. Bagaimanapun, hasil pekerjaan akan jauh lebih baik dan memuaskan jika sudah mampu mengelola diri dengan baik.
Di samping itu, manajemen diri yang kacau hanya akan menguras waktu dan energi. Setiap saat merasa tergesa-gesa dan akan kehilangan waktu berkualitas untuk diri sendiri dan keluarga.Kalau merasa manajemen diri memang tidak bagus, saat ini juga sebaiknya melakukan perubahan. Tidak ada kata terlambat untuk hal yang baik. Ada tiga hal pokok yang harus lakukan untuk mengubah diri, yaitu monitoring, evaluasi, dan reinforcement (penguatan diri).
Misalkan, Anda biasa bekerja terburu-buru. Dalam seminggu, Anda hanya bekerja dua hari di saat menjelang tenggat. Berarti waktu Anda sangat mepet. Untuk mengubah kebiasaan ini, Anda harus membuat program yang harus Anda taati. Perubahan ini bertahap dari minggu ke minggu. Misalnya, minggu pertama Anda boleh bekerja mepet tiga hari menjelang tenggat. Minggu ke dua, empat hari sebelum tenggat dan seterusnya. Perubahan ini harus dimonitor dan dievaluasi. Jika pada minggu pertama ternyata berhasil, maka Anda perlu memberi penguatan diri, misalnya dengan cara memberi hadiah bagi diri Anda sendiri. Sebaliknya jika gagal, dendalah diri Anda, misalnya dengan jalan mentraktir teman.
C. Hambatan Mengelola Diri
Kebiasan menunda adalah salah satu ciri orang yang manajemen waktunya kacau. Biasanya,orang-orang yang suka menunda-nunda pekerjaan sering mengatakan sebagai berikut:
“Kalau saya menunda satu hari saja, tidak akan mengganggu jadwal,toh, masih ada hari esok”.
“Tidak masalah jika saya terlambat beberapa menit, orang lain pun sering terlambat juga”.
“Jika belum menemukan kalimat pembuka yang pas, saya belum bisa menulis apapun”.
“Saya baru bekerja dengan baik kalau sudah dikejar tenggat”.
Agar kita mempunyai strategi didalam mengelola diri kita, sehingga kita mampu bekerja sesuai dengan waktu yang diberikan, kitapun mampu melakukan aktifitas kita yang lainnya tanpa ada beban pekerjaan yang kita tinggalkan. Kitapun dapat melakukan hobby kita, tanpa memikirkan pekerjaan, karena kita sudah mampu mengelola diri kita. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Kursus Bahasa Inggris di Jogja

Kenapa Wanita Cerdas Cenderung Jomblo?