Manajemen Diri Manusia
5 Cara Meningkatkan Manajemen Diri Manusia
http://ryanalfiannoor.wordpress.com/2009/12/03/5-cara-mengefektifkan-manajemen-diri-manusia/
1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.
Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.
Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.
2. Fokus
Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.
Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.
3. Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
http://www.pengembangandiri.com/articles/26/1/Manajemen-Diri--Mengatur-Waktu-untuk-Mencapai-Produktifitas/Page1.html
Setelah mencoba mencari tulisan di
Harvard Business Publishing yang terkait dengan manajemen diri, saya
mendapati tulisan yang bagus dari Peter F. Drucker, sang bapak manajemen
modern abad ini. Tulisan pendeknya kali ini berkisah tentang “Managing
Oneself”. Memang telah banyak buku beredar yang memberikan resep-resep
bagaimana cara memanajemen diri Anda, namun tidak ada salahnya kita
belajar dari pakar manajemen satu ini. Memang sederhana, tapi sarat
dengan makna yang mungkin akan membuat Anda berpikir “Sudah efektifkah
saya saat ini?”
Diera globalisasi seperti saat ini,
kekuatan ambisi, kecerdasan dan impian yang tidak diimbangi dengan
manajemen diri yang baik, sama saja seperti berbuat kerusakan pada tubuh
dan jiwa Anda sendiri. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya terus
berkembang sehingga ada diantaranya mempermudah manusia bagi mereka yang
dapat menggunakannya, dan ada yang diantaranya malah mempersulit
manusia karena mereka tidak dapat menggunakannya. Sehingga azas Win-Victim Solution tampaknya sulit untuk terhindarkan, apalagi terjadi persaingan yang tidak sehat. Ada yang menang, dan ada yang menjadi korban.
Mari kita ambil contoh sebagai berikut,
ada dua orang yang memiliki ambisi, kecerdasan, dan impian yang sama
yaitu bekerja di perusahaan. Namun perbedaannya yang satu dapat
memanajemen dirinya dengan baik, dan yang satunya lagi tidak dapat
memanajemen dirinya dengan baik. Walhasil, memang keduanya berhasil
mencapai apa yang mereka cita-citakan. Tapi sayang, yang berbeda adalah
waktunya. Sang manusia dengan manajemen diri yang baik jauh lebih cepat
mendapatkan cita-citanya daripada manusia yang tidak memiliki manajemen
diri yang baik. Disinilah makna “efektivitas” dan “efesiensi” dalam
hidup manusia akan begitu terasa.
Berbicara tentang manajemen itu tidak
terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah. Perlu pemikiran mendalam
(deep thinking) terhadap diri kita, mengkalkulasi kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) diri kita, pandainya kita belajar kelebihan dan
kesalahan orang lain, pemahaman nilai (value) apa yang kita torehkan
pada hidup, serta jelinya melihat peluang lingkungan agar dapat
memberikan kontribusi terbaik kita. Dari semua hal tadi, sebenarnya
dapat diringkas dalam sebuah pernyataan : Hanya dengan kombinasi
kekuatan dan pengetahuan Anda-lah, Anda dapat mencapai cita-cita yang
Anda inginkan.
Setidaknya ada 5 pertanyaan mendasar untuk membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan menggunakan feedback analysis.
Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian Anda untuk beberapa
waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan
telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda
dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah
Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat
cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka
jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda
tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun
kekuatan Anda.
2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat
mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah dengan membacanya atau
mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih senang bekerja
sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe
konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja
dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik?
Semua pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti
bagaimana pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas
kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana
cara Anda bekerja.
3. “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan
prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat mungkin Anda akan
menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan prinsip
hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak
ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah
lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat
berada pada puncak performa Anda.
4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan
prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang tepat dimana Anda bisa
memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi seorang
bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi
kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan
akan membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat
drastis.
5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda
berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau
perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana
situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan
mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda,
Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin kontribusi terhebat
apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang Anda tekuni
saat itu.
http://ryanalfiannoor.wordpress.com/2009/12/03/5-cara-mengefektifkan-manajemen-diri-manusia/
Tiga Tips untuk Menjadi Produktif
Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.
Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.
Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.
2. Fokus
Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.
Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.
3. Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
- Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
- Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.
http://www.pengembangandiri.com/articles/26/1/Manajemen-Diri--Mengatur-Waktu-untuk-Mencapai-Produktifitas/Page1.html
Mengelola Diri Secara Efektif
A. PENGELOLAAN DIRI
Manajemen diri adalah kemampuan mengelola pola perilaku agar aktivitas kehidupan bisa terselesaikan dengan baik. Dalam bekerja, seseorang yang mempunyai manajemen diri yang baik, biasanya mampu mengelola dan menyelesaikan pekerjaan dan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan (seperti menjalin jejaring atau sekolah lagi).
Manajemen diri adalah kemampuan mengelola pola perilaku agar aktivitas kehidupan bisa terselesaikan dengan baik. Dalam bekerja, seseorang yang mempunyai manajemen diri yang baik, biasanya mampu mengelola dan menyelesaikan pekerjaan dan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan (seperti menjalin jejaring atau sekolah lagi).
Memang, untuk sebagian orang, mengelola
diri tak mudah. Karenanya, dalam proses ini Anda harus menetapkan
tujuan, evaluasi perilaku, serta penyusunan rencana-rencana untuk
mendapat hasil yang Anda harapkan. Untuk itu, tak jarang Anda harus
mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini sering Anda lakukan.
Sebelum melakukan perencanaan manajemen
diri, terlebih dulu Anda harus mengenal karakterisitik pekerjaan Anda.
Ada dua karakteristik pekerjaan:
Pertama, pekerjaan yang sepenuhnya di
bawah kontrol kita. Misalnya, pekerjaan yang sering kali mengharuskan
Anda berada di belakang meja, seperti sekretaris atau pegawai
administrasi.
Kedua, pekerjaan yang sering kali
dipengaruhi faktor luar. Contohnya, pekerjaan di media massa, yang bayak
mengandalkan situasi untuk mengejar aktualitas. Untuk menyusun
manajemen diri, memerlukan tiga kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan memprediksi
Kemampuan ini sangat penting terutama pada pekerjaan yang sering kali dipengaruhi faktor luas. Keluar, ini menyangkut kemampuan memprediksi atau meramalkan situasi dan keadaan yang sangat penting. Sedangkan ke dalam, ini menyangkut kemampuan untuk memperkirakan seberapa banyak tugas atau beban pekerjaan yang akan dilakukan.
1. Kemampuan memprediksi
Kemampuan ini sangat penting terutama pada pekerjaan yang sering kali dipengaruhi faktor luas. Keluar, ini menyangkut kemampuan memprediksi atau meramalkan situasi dan keadaan yang sangat penting. Sedangkan ke dalam, ini menyangkut kemampuan untuk memperkirakan seberapa banyak tugas atau beban pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Kemampuan kategorisasi
Ini merupakan kemampuan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab.
Ini merupakan kemampuan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab.
3. Kemampuan menentukan prioritas
Menentukan prioritas, dengan mempertimbangkan waktu, dampak dan siapa pemberi tugas.
Menentukan prioritas, dengan mempertimbangkan waktu, dampak dan siapa pemberi tugas.
Dengan bantuan diagram kategori
pekerjaan, sebenarnya bisa dengan mudah menentukan prioritas. Prioritas
pertama adalah pekerjaan yang penting dan mendesak. Setelah itu,
mempertimbangkan antara pekerjaan penting dan tidak mendesak. Lihatlah
situasi saat itu. Pekerjaan penting, bagaimanapun harus dikerjakan.
Tinggal bagaimana mempertimbangkan dikerjakan sekarang atau nanti.
Sedangkan pekerjaan mendesak harus dilihat pengaruh kepentingannya. Jika
pengaruhnya sedikit, pekerjaan mendesak bisa dikurangi porsi kerjanya
atau ditiadakan sama sekali.
B. FAKTOR-FAKTOR
Hal yang perlu di perhatikan jika terdapat faktor-faktor tertentu yang bisa menggagalkan pekerjaan yang harus diperhitungkan agar tidak menjadi penghambat.
1. Faktor eksternal
Dalam setiap pekerjaan, faktor penghambat eksternal ini berbeda-beda. Faktor ini berada di luar jangkauan diri. Bila mempunyai kemampuan prediksi yang baik, seharusnya faktor ini bisa diminimalkan. Dalam dunia bisnis, misalnya sering kali tidak tahu persis apa kemauan konsumen. Tapi, bila rajin mengamati tren pasar, pasti bisa mengatasinya.
Hal yang perlu di perhatikan jika terdapat faktor-faktor tertentu yang bisa menggagalkan pekerjaan yang harus diperhitungkan agar tidak menjadi penghambat.
1. Faktor eksternal
Dalam setiap pekerjaan, faktor penghambat eksternal ini berbeda-beda. Faktor ini berada di luar jangkauan diri. Bila mempunyai kemampuan prediksi yang baik, seharusnya faktor ini bisa diminimalkan. Dalam dunia bisnis, misalnya sering kali tidak tahu persis apa kemauan konsumen. Tapi, bila rajin mengamati tren pasar, pasti bisa mengatasinya.
2. Faktor internal
Ada tiga hal yang terkait, yaitu:
a. Bobot pekerjaan itu sendiri, berat atau ringan
b. Orang-orang yang terkait dengan pekerjaan
c. Waktu.
Ada tiga hal yang terkait, yaitu:
a. Bobot pekerjaan itu sendiri, berat atau ringan
b. Orang-orang yang terkait dengan pekerjaan
c. Waktu.
Tanpa manajemen diri yang baik, pekerjaan
yang hasilkan tidak akan pernah sempurna. Hanya bisa menyelesaikannya,
tapi soal kualitas belum tentu. Dan juga sulit menghadapi hambatan yang
tiba-tiba muncul. Sebagai contoh, saat sudah kepepet, tiba-tiba sakit
perut atau mendapat tugas mendadak yang harus segera ditangani.
Bagaimanapun, hasil pekerjaan akan jauh lebih baik dan memuaskan jika
sudah mampu mengelola diri dengan baik.
Di samping itu, manajemen diri yang kacau hanya akan menguras waktu dan energi. Setiap saat merasa tergesa-gesa dan akan kehilangan waktu berkualitas untuk diri sendiri dan keluarga.Kalau merasa manajemen diri memang tidak bagus, saat ini juga sebaiknya melakukan perubahan. Tidak ada kata terlambat untuk hal yang baik. Ada tiga hal pokok yang harus lakukan untuk mengubah diri, yaitu monitoring, evaluasi, dan reinforcement (penguatan diri).
Misalkan, Anda biasa bekerja terburu-buru. Dalam seminggu, Anda hanya bekerja dua hari di saat menjelang tenggat. Berarti waktu Anda sangat mepet. Untuk mengubah kebiasaan ini, Anda harus membuat program yang harus Anda taati. Perubahan ini bertahap dari minggu ke minggu. Misalnya, minggu pertama Anda boleh bekerja mepet tiga hari menjelang tenggat. Minggu ke dua, empat hari sebelum tenggat dan seterusnya. Perubahan ini harus dimonitor dan dievaluasi. Jika pada minggu pertama ternyata berhasil, maka Anda perlu memberi penguatan diri, misalnya dengan cara memberi hadiah bagi diri Anda sendiri. Sebaliknya jika gagal, dendalah diri Anda, misalnya dengan jalan mentraktir teman.
Di samping itu, manajemen diri yang kacau hanya akan menguras waktu dan energi. Setiap saat merasa tergesa-gesa dan akan kehilangan waktu berkualitas untuk diri sendiri dan keluarga.Kalau merasa manajemen diri memang tidak bagus, saat ini juga sebaiknya melakukan perubahan. Tidak ada kata terlambat untuk hal yang baik. Ada tiga hal pokok yang harus lakukan untuk mengubah diri, yaitu monitoring, evaluasi, dan reinforcement (penguatan diri).
Misalkan, Anda biasa bekerja terburu-buru. Dalam seminggu, Anda hanya bekerja dua hari di saat menjelang tenggat. Berarti waktu Anda sangat mepet. Untuk mengubah kebiasaan ini, Anda harus membuat program yang harus Anda taati. Perubahan ini bertahap dari minggu ke minggu. Misalnya, minggu pertama Anda boleh bekerja mepet tiga hari menjelang tenggat. Minggu ke dua, empat hari sebelum tenggat dan seterusnya. Perubahan ini harus dimonitor dan dievaluasi. Jika pada minggu pertama ternyata berhasil, maka Anda perlu memberi penguatan diri, misalnya dengan cara memberi hadiah bagi diri Anda sendiri. Sebaliknya jika gagal, dendalah diri Anda, misalnya dengan jalan mentraktir teman.
C. Hambatan Mengelola Diri
Kebiasan menunda adalah salah satu ciri orang yang manajemen waktunya kacau. Biasanya,orang-orang yang suka menunda-nunda pekerjaan sering mengatakan sebagai berikut:
“Kalau saya menunda satu hari saja, tidak akan mengganggu jadwal,toh, masih ada hari esok”.
“Tidak masalah jika saya terlambat beberapa menit, orang lain pun sering terlambat juga”.
“Jika belum menemukan kalimat pembuka yang pas, saya belum bisa menulis apapun”.
“Saya baru bekerja dengan baik kalau sudah dikejar tenggat”.
Kebiasan menunda adalah salah satu ciri orang yang manajemen waktunya kacau. Biasanya,orang-orang yang suka menunda-nunda pekerjaan sering mengatakan sebagai berikut:
“Kalau saya menunda satu hari saja, tidak akan mengganggu jadwal,toh, masih ada hari esok”.
“Tidak masalah jika saya terlambat beberapa menit, orang lain pun sering terlambat juga”.
“Jika belum menemukan kalimat pembuka yang pas, saya belum bisa menulis apapun”.
“Saya baru bekerja dengan baik kalau sudah dikejar tenggat”.
Agar kita mempunyai strategi didalam
mengelola diri kita, sehingga kita mampu bekerja sesuai dengan waktu
yang diberikan, kitapun mampu melakukan aktifitas kita yang lainnya
tanpa ada beban pekerjaan yang kita tinggalkan. Kitapun dapat melakukan
hobby kita, tanpa memikirkan pekerjaan, karena kita sudah mampu
mengelola diri kita.
Komentar
Posting Komentar